PENEGAKAN DIAGNOSIS NEUROPATI AUDITORI : SEBUAH LAPORAN KASUS
DOI:
https://doi.org/10.11594/ibehs.vol12iss1pp41-54Keywords:
Neuropati auditori, ABR, OAE, ASSR, hiperbilirubinemiaAbstract
PENDAHULUAN
Neuropati auditori merupakan bagian dari tuli sensorineural, dimana suara dapat masuk hingga telinga dalam, tetapi transmisi sinyal dari telinga dalam ke otak terganggu pada jaras tertentu. Evaluasi klinis serta pemeriksaan yang tepat dibutuhkan pada penegakkan diagnosis neuropati auditori sehingga tatalaksana yang tepat dapat segera diberikan.
LAPORAN KASUS
Dilaporkan seorang anak laki-laki umur 1 tahun 8 bulan dengan keluhan belum dapat bicara sesuai usianya dan tidak respon terhadap panggilan ataupun suara keras. Pasien mempunyai riwayat hiperbilirubinemia pada usia 2 minggu. Pasien dilakukan pemeriksaan OAE dengan hasil normal, ABR/BERA terdapat gelombang mikroponik koklea pada intensitas 90-95 dB dan tidak tampak gelombang V pada intensitas 70-95 dB dan ASSR hasil ambang dengar gangguan derajat berat.
DISKUSI
Diagnosa neuropati auditori dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE) dengan hasil fungsi sel rambut luar koklea normal dan pada auditory brainstem respons (ABR/BERA) didapatkan Cochlear Microphonic (CM) normal atau pernah ada dalam satu waktu tetapi respons gelombang tidak normal atau tidak ada. Pada kasus ini telah dilakukan penegakan diagnosis yang sesuai dengan panduan.
KESIMPULAN
Diagnosa neuropati auditori dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE) dengan hasil fungsi sel rambut luar koklea normal dan pada auditory brainstem respons (ABR/BERA) didapatkan Cochlear Microphonic (CM) normal atau pernah ada dalam satu waktu tetapi respons gelombang tidak normal atau tidak ada.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Novi Primadewi, Rinda Putri Anggraini, Destar Aditya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.