PENEGAKAN DIAGNOSIS NEUROPATI AUDITORI : SEBUAH LAPORAN KASUS

Authors

  • Novi Primadewi Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
  • Rinda Putri Anggraini Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
  • Destar Aditya Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.11594/ibehs.vol12iss1pp41-54

Keywords:

Neuropati auditori, ABR, OAE, ASSR, hiperbilirubinemia

Abstract

PENDAHULUAN

Neuropati auditori merupakan bagian dari tuli sensorineural, dimana suara dapat masuk hingga telinga dalam, tetapi transmisi sinyal dari telinga dalam ke otak terganggu pada jaras tertentu. Evaluasi klinis serta pemeriksaan yang tepat dibutuhkan pada penegakkan diagnosis neuropati auditori sehingga tatalaksana yang tepat dapat segera diberikan.

LAPORAN KASUS

Dilaporkan seorang anak laki-laki umur 1 tahun 8 bulan dengan keluhan belum dapat bicara sesuai usianya dan tidak respon terhadap panggilan ataupun suara keras. Pasien mempunyai riwayat hiperbilirubinemia pada usia 2 minggu. Pasien dilakukan pemeriksaan OAE dengan hasil normal, ABR/BERA terdapat gelombang mikroponik koklea pada intensitas 90-95 dB dan tidak tampak gelombang V pada intensitas 70-95 dB dan ASSR hasil ambang dengar gangguan derajat berat.

DISKUSI

Diagnosa neuropati auditori dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE) dengan hasil fungsi sel rambut luar koklea normal dan pada auditory brainstem respons (ABR/BERA) didapatkan Cochlear Microphonic (CM) normal atau pernah ada dalam satu waktu tetapi respons gelombang tidak normal atau tidak ada. Pada kasus ini telah dilakukan penegakan diagnosis yang sesuai dengan panduan.

KESIMPULAN

Diagnosa neuropati auditori dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Otoacoustic Emission (OAE) dengan hasil fungsi sel rambut luar koklea normal dan pada auditory brainstem respons (ABR/BERA) didapatkan Cochlear Microphonic (CM) normal atau pernah ada dalam satu waktu tetapi respons gelombang tidak normal atau tidak ada.

Author Biographies

Novi Primadewi, Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
RSUD Dr Moewardi Surakarta

Rinda Putri Anggraini, Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
RSUD Dr Moewardi Surakarta

Destar Aditya, Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
RSUD Dr Moewardi Surakarta

Downloads

Published

01-10-2023

How to Cite

Primadewi, N., Anggraini, R. P., & Aditya, D. (2023). PENEGAKAN DIAGNOSIS NEUROPATI AUDITORI : SEBUAH LAPORAN KASUS. Indonesian Basic and Experimental Health Sciences, 12(1), 41–54. https://doi.org/10.11594/ibehs.vol12iss1pp41-54

Issue

Section

Articles